Ini adalah wawancara TOP dengan majalah Aera Jepang.
AERA: Telah lewat jadwal pertemuan dan ia masih belum juga tiba. Lalu kudengar ia tidak terlalu sehat hari itu, tapi ia memaksa dirinya pergi mengerjakan semua jadwal interview. Akhirnya ia datang, Aku merasa lega, ia mulai melihat majalah AERA yang dibelinya dan tiba-tiba berkata. “Aku akan pergi dan berganti”. Sepertinya pakaian yang ia gunakan tidak cocok dengan konsep. Aku menunggu beberapa menit kemudaian ia kembali dengan jaket yang menakjubkan. Ia mengenakan sepatu yang menarik yang terlihat seperti ada paku tertancap disana. Saat aku menanyakan merk nya, ia bilang “Louboutin”. The Christian Louboutin yang selalu terdapat di film-film hebat seperti “Sex and the City”. itu pertama kalinya aku melihat pria menggunakan Louboutin.
T.O.P: Yes, ini sepatu pribadiku. Aku memilih sepatu yang cocok dengan pakaian. Aku mencintai fashion.
AERA: Kenyataannya, ketika ia memainkan peran pembunuh kejam di “IRIS”, ia selalu memperhatikan fashion. Ia bilang bahwa jika di “IRIS”, ia mengeluarkan idenya sendiri dan berdiskusi dengan stylist. Pakaian hitam dan jas parasut membuatnya terlihat lebih seperti model daripada pembunuh. Dari gaya 7:3 style hingga keriting besar, rambutnya berubah banyak. Ia dipastikan dapat dikatakan sebagai model setelah mengatakan, “Aku ingin mengubah pandangan orang mengenai citra pembunuh”.
Film yang didalamnya ia pertama kali bermain sebagai pemeran utama, “Into The Fire”, dimulai dengan kalimat mengejutkan ini, “Ibu, Aku membunuh orang”. Film aksi spektakuler ini didasari dari surat seorang pelajar yang duduk di tingkat 10 pada ibunya. T.O.P memainkan peran pemimpin tentara pelajar, Jang-bum.
T.O.P: Sebelum menerima naskah, Aku tidak pernah berpikir diriku akan terpilih untuk bermain di film perang. Namun, film ini tidak seperti film perang lainnya yang pernah kulihat. Film ini bicara tentang sensitifitas dan kemanusiaan. Ini tentang 71 pelajar yang berjuang melawan tentara elit Korea utara.
Dengan aktivitas musik , Aku ingin mengungkapkan “sensibilities”, dan kurasa aku bisa menunjukkannya dengan memainkan peran Jang-bum. Itulah mengapa aku berpartisipasi dengan film ini. Aku percaya masyarakat muda Korea yang bertahan mencari mimpi mungkin dapat melihat dan menemukan sesuatu melalui film ini. Juga, kupikir jika aku berpartisipasi dalam film ini, mungkin ada banyak anak muda yang menonton dan tertarik pada topik ini.
AERA: Ia tidak merasa tertekan mengambil peran utama ini, ia merasa “bertanggung jawab”.
T.O.P: Aku debut sebagai aktor tahun 2007, dengan drama berjudul “I Am Sam”. Namun, Kali ini aku harus menunjukkan pada orang jika aku sudah bertambah dewasa tiga tahun ini. Aku merasa bertanggung jawab untuk itu.
Tentu saja aku terbeban. Film ini didasari kisah nyata perang Korea, jadi sebagai orang Korea, Aku juga merasakan deritanya. Aku tertekan untuk menunjukkan perasaan itu di film. Namun aku tidak merasa tertekan hanya karena itu adalah film. Kenyataannya jika ini drama TV, aku juga akan tertekan. Dengan film, dirilis setelah video dan suara ditaruh bersama ketika sudah siap, tapi dengan drama, syuting terus berlangsung selama penayangan. Itu mengapa aku harus menunjukkan sesuatu yang baru dariku setelah 3 tahun, dan harus film. Kupikir film adalah sesuatu yang dapat membuat kagum para fans dan penonton. Jadi ini adalah tantangan baru untukku.
AERA: T.O.P kini berusia 23 tahun. Ia bilang ia harus memerankan karakter tentara pelajar berusia 17 tahun, ia mencoba berpikir seperti apa ia saat berusia 17 dan mempelajari tentang tentara pelajar di perang Korea.
T.O.P: Karakter Jang-bum dimulai saat anak 17 tahun di naskah dan aku yang 17 tahun terkait satu sama lain. Ada adegan selama perang ketika, Jang-bum menulis surat untuk ibunya dibalik meja. Ketika aku melihatnya, Aku melihat aku yang berusia 17 tahun didalam figur Jangbum. Ketika aku berusia 17, aku akan duduk didepan meja dan menulis isi hatiku menjadi lirik. Jangbum menulis surat di situasi tragis dan alu menulis lirik dengan santai. Sepertinga mirip, tapi sangat berbeda. Aku berpikir banyak tentang itu dari karakternya.
AERA: Ada perasaan tegang yang aneh yang kaudapatkan ketika menonton adegan dimana Jangbum membawa 2 kotak peluru dengan kotak disampingnya, dan ia berlari putus asa melewati bom. Seperti anak anjing yang dibasahi air hujan, mata Jamgbum dipenuhi ketakutan. T.O.P bilang itu adalah bagian adegan tersulit dan sangat bermanfaat bagi film.
T.O.P: Lee Jae Han, sang sutradara, memberikan nilai realita dalam film. Itulah mengapa saat aku melakukan adegan itu, Aku berlari tanpa mengetahui dimana ledakan itu berada. adegan yang berbahaya, dan jika aku melakukan kesalahan akan membutuhkan waktu lama untuk membuat ulang set nya lagi. Itu dibuat seperti medan perang sungguhan dan aku sangat terkejut dengan jumlah tekanan dan ketakutan disekitarku. Ada adegan dimana aku jatuh dan sebuah jeep meledak terbang diatasku dan kupikir aku akan memecahkan gendang telingaku dengan keributan itu. Waktu itu sebenarnya aku ingin lari dari lokaso. Namun, saat aku melihat adegan itu di film, ada Jangbum muda disana, bukan aku. Aku merasa bangga pada diriku sendiri.
AERA: Kemampuan aktingnya dipuji dan pada November tahun lalu, ia memenangkan penghargaan aktor pendatang baru terbaik di festival film terbesar di Korea. Namun, ia tetap tenang tentang itu. Ia bilang “Aku ingin musik sebagai karir utamaku, tapi aku juga ingin berakting. Mulai sekarang musik dan aktingku berbanding 5 : 5″
T.O.P: Aku sudah membuat musik sejak berusia 11 atau 12 tahun. Mungkin karena itu sepertinya aku sudah cukup puas dengan musikku. Namun, akting adalah hal baru bagiku dan aku masih canggung di berbagai hal. Untuk menyempurnakannya, aku harus terus berakting. Jika aku memulai sesuatu, aku akan mencari kesempurnaan. Aku memiliki keserakahan untuk membuat aktingku sempurna. Itulah mengapa aku ingin terus berakting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar