Selasa, 01 Februari 2011

[News/Trans] T.O.P’s Interview On Goethe Magazine

‘Ingin menjadi orang seperti itu yang ‘akan memberikan seluruh masa mudanya untuk bekerja’
Artis korea yang sibuk dan unggul ini telah mendapat perhatian dari kita sebagai artis sekarang. Ia mungkin tidak terlalu familiar dengan pembaca kita. Namun, semangatnya yang tak pernah puas dan ambisi terhadap karirnya sangat luar biasa dan membanggakan.


Aku ingin menjadi perintis yang berinisiatif membuat perubahan pada tradisi
Pernahkah ia menderita karena itu? Tidak peduli apapun, TOP tetap memilih jalannya sendiri. Ia membuat sebuah pengakuan yang mengejutkan di Jepang meskipun faktanya ia semakin populer kini di Jepang, tidak menyebutkan di Korea.
‘Ada saatnya dimana aku baru saja selesai melakukan akting dan syuting, Aku kembali ke kamarku sendirian, karena tidak ada rekan. Tiba-tiba aku tidak lagi membedakan apakah aku berada di dunia nyata atau tidak. Ya, Aku pernah mengalami masa seperti itu. Aku menderita insomnida karena ini juga. Frekuensinya tidak rendah juga.’
Kita telah mengenal TOP sebelumnya untuk standar menyanyi yang brilian dan pesona penampilan panggungnya. Ia juga member dari band yang sangat terkenal  ‘BIGBANG’ di Jepang, tidak menyebutkan Korea. Ia ditandai dengan wajah tampan dan suara ‘tenor’ yang sangat khas dan mengejutkan. Penampilannya selalu gaya dan maskulin yang memberikan perasaan kehadiran yang unik. Ia tidak hanya terkenal dikalangan wanita tapi juga pria.Lebih dari itu, bakatnya tidak hanya terbatas di musik. Di drama ‘IRIS’ yang juga ditayangkan di Jepang, TOP adalah pembunuh kejam dan ia mematahkan pandangan ‘penyanyi tidak bisa berakting’. Tidak bisa dibayangkan bahwa pada diri seseorang seperti dia, kita dapat menemukan jejak kesepian yang tidak bisa dijelaskan. 
‘Aku harus menjadi TOP saat dipanggung dan harus berubah menjadi tokoh lain dalam drama. Ketika aku kembali ke identitas ku yang sesungguhnya setelah menjelma menjadi dua karakter ini, aku akan merenungkan, ‘Siapa aku sebearnya?’ Ada waktu dimana aku tidak mengetahui bagaimana wujud diriku yang sebenarnya.’
Mungkin karena ia telah menjadi showbiz yang menarik, ia memiliki krisis identitas. Saat lampu sorot meredup, begitu juga lah yang terjadi dengan dirinya yang sebenarnya dan ia kehilangan arah juga. Di waktu seperti itu, ia diberikan kesempatan berakting di ‘Into The Fire’.‘Saat aku diundang mengambil bagian dalam film itu, aku sedang melakukan tour di Jepang dan mempersiapkan album solo ku, jadi pertamakali aku berpikir untuk menolak tawaran itu. Tapi setelah aku membaca naskahnya, aku berubah pikiran. Kupikir pasti tidak mudah menangani semuanya di waktu yang sama, tapi mungkin ada kesempatan lain bagiku untuk menemukan sesuatu.’ 
Perang Korea yang digambarkan dalam film benar-benar ada. ini merupakan cerita tentang tentara Korea dan pelajar. Later film nya adalah serangan dari Korea utara, walaupun mereka tidak pernah memiliki pengalaman perang, mereka tetap memilih untuk berjuang dalam perang demi melindungi negara mereka. Film ini juga menggambarkan kekejaman dan ketidakstabilan dalam perang. Karakter TOP menggerakkan hati penonton hingga menangis oleh ceritanya. Di Korea, ada beberapa orang yang hatinya terpukul karena perannya yang menderita ketidak amanan dan ketakutan tapi disaat yang sama menegakkan identitasnya sebagai pemimpin pelajar dan akhirnya berubah menjadi karakter yang kuat. Ia juga memenangkan penghargaan pendatang baru terbaik dari ‘Oscar versi Korea’ – The Blue Dragon Film Festival tapi apa yang ia dapat lebih dari sekedar hadiah.
Ia juga gembiara karena banyak anak muda yang tertarik pada film ini yang ia ikut berperan didalamnya. Baginya, yang selalu dikelilingi teriakan gadis-gadis, tidak mudah baginya untuk mengambil tantangan ini bahkan lebih buruk, film tentang perang biasanya adalah yang dihindari oleh anak muda. Namun, saat ia mendengar fans dan generasi muda memperbincangkan film ini di internet, ia sangat tersentuh dan bersyukur.
‘Sebagai generasi baru, kami tidak tau apa itu perang tapi kami tidak bisa bilang karena ketidaktauan kami, maka hal itu tidak pernah ada di dunia. Jika mengambil bagianku di film ini, akan bisa membuat anak muda merasakan sesuatu tentang perang, aku berpikir aku sudah melakukan pekerjaan yang berarti.’
‘Ya, aku penyanyi tapi aku tidak mengambil citra dan ketenaranku kedalam pertimbangan saat memutuskan mengambil peran di film ini. Apa yang kupikirkan adalah aku benar-benar ingin menyampaikan pesa pada orang-orang.’
‘Aku selalu memiliki perasaan kuat tentang menyampaikan pesan melalui laguku atau akting. Namun, aku tidak berpikir aku harus selalu menjadi panutan bagi yang lain. Sebagai artis, ada waktu aku ingin mengubah dunia dan bicara kebenaran yang terjadi disekitar kita. Aku selalu ingin menghadirkan sesuatu yang baru bagi penonton dan kadang aku merasa tekanannya sangat kuat. Mungkin, ini takdir seorang artis.’Apa yang kami rasakan dari kalimat itu adalah TOP bangga menjadi lambang generasi sekarang dan penyanyi. Ia harus bisa menjelaskan identitasnya sekarang, kan? 
‘Namun, hingga sekarang, Aku juga akan merefleksikan apa yang kulakukan dalam hariku. Kemarin, sekarang dan hal yang akan terjadi besok, aku mengingat semuanya satu persatu. Sepertinya aku menyiksa diriku sendiri. (ketawa) Namun kupikir jika aku tidak menjumlahkan refleksi seperti itu, tidak ada ide baru yang akan muncul dalam pikiranku tidak peduli apakah itu lirik atau kemampuan akting. Karena itu, aku tipe orang yang tidak bisa berhenti menyiksa diri sendiri. Ada luka dalam prosesnya tapi aku tau penderitaan seperti ini akan berubah menjadi sumber kekuatan besar. Itulah mengapa aku tidak takut atau merasa tidak aman. ‘Ia sangat menikmati yang ia lakukan sekarang. TOP bilang dibanding jatuh cinta dan bermain ia lebih memilih terobsesi total pada pekerjaan.
‘Contohnya saat aku mengingat kembali masa lalu, Aku juga memiliki kenangan ‘sangat mencintai seseorang’. tapi dibanding kenangan cinta, Aku mau menjadi orang yang ‘menyerahkan seluruh masa muda demi karir’. Lalu, saat aku mengingat kembali di masa depan, Aku bisa berkata dengan bangga bahwa aku tidak menyia-nyiakan waktu bahkan 1 hari pun dihidupku karena aku bekerja sangat keras.’

Ada beban yang ingin kulakukan, Ada beban yang ingin kucapai.
‘Apa yang ingin kucapai selain disebut orang yang mencapai kesuksesan? aku tidak terlalu tau tapi kupikir definisi sukses itu berbeda bagi masing-masing orang. Dan beragam tergantung sistem nilai mu juga. Tidak peduli siapapun kita, hanya kita tau apa yang kita perjuangkan.’
Walaupun ia berpikir seperti ini kita benar-benar ingin mengetahuinya, yang menikmati popularitas baik di Jepang dan Korea, apa arti sukses baginya—Bagi anak muda berusia 23 tahun ini, ia berkata dengan senyuman diwajahnya,‘Kupikir aku tidak bisa menjelaskan dengan tepat apakah sukses itu karena aku masih muda dan tidak dewasa. Tapi, Aku ingin memberikan pengaruh besar bagi dunia seperti yang dilakukan Beatles dan Rolling Stones. Aku ingin mempengaruhi generasi akan apa yang mereka lakukan dan sebagai ‘pembalik zaman’. Aku ingin sejarah dapat ditandai sebagai ‘sebelum dan sesudah BIGBANG’ dan ‘sebelum dan sesudah TOP’. mungkin itu target yang sangat berharga untuk kuperjuangkan.’ 
Impiannya besar tapi dari sikapnya kita tau ia tidak sombong. Di Jepang, jika mungkin ia akan pergi makan sushi dan jika ia bisa mendapat satu lag BE@BRICK, ia akan sangat bahagia. Daripada mengatakan bahwa ia menyukai hal-hal yang berbau Jepang, kita lebih baik menjelaskan dirinya sebagai menjadi dekat dengan Jepang di usia muda nya.
‘Tapi aku tidak pernah melakukan pembicaraan mendalam dengan artis Jepang. Jika ada kesempatan, aku ingin berdiskusi dengan mereka tentang pemikiran mengenai musik, akting dan rencana masa depan, dll.’
Apa yang akan dikatakan artis Jepang mengenai dirinya? Apakah hati mereka akan terjerat oleh anak muda dengan disiplin diri ini?
Source: GOETHE Magazine + Scanned: As tagged
Chinese Translation: 肉肉@bigbangfamily.com
English Translation: Rice@BigbangWORLD
Thanks to BBUpdates
Indo trans by Marsha @VIPindonesia
BIGBANGvipINDONESIA.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar