Sabtu, 22 Januari 2011

Apa Resiko dan Hasil yang Didapat Agensi Jika ‘Menciptakan’ Idol?

Tahun 2011 adalah awal yang cukup cepat bagi industri musik Korea berpacu mengembangkan Hallyu Wave dan menghasilkan idol yang pintar, yang sekarang juga disebut sebagai idol ekonomi.

Industri idol Korea sudah memiliki nama dalam bidang menari, menyanyi, dan sistem latihan yang juga diakui oleh dunia internasional. Jumlah investasi ditanamkan pada trainee, dengan perusahaan top seperti SME menginvestasikan jutaan won untuk membuat lini idol sendiri. Industri idol bahkan dilaporkan menghasilkan milyaran won dalam setahun.
Hasil usaha mereka bisa dilihat di Jepang, pusat Hallyu Wave. Poster artis Korea seperti SNSD, KARA, 4Minute, dan 2PM ada di depan pintu masuk toko musik, dan 3 dari 4 grup anak muda Jepang melihat musik bagian Korea.
Yoshida Jun, manajer cabang Tower Records Shibuya mengatakan, “Penjualan album idol Korea meningkat 40% tahun 2010 dibandingkan tahun 2009. Dengan debut girl group seperti SNSD, KARA dan 4Minute, bersamaan dengan meningkatnya ketenaran FT Island, telah terbentuk konsumen remaja hingga usia 20-an.”
Kekuatan idol Korea mengembangkan pasar Hallyu, begitu pula dengan ‘ekonomi Hallyu’. Samsung Economics Research Institute (SERI) pernah menyebut BoA sebagai ‘perusahaan kecil yang berjalan’ karena pencapaiannya di pasar Jepang, dan mengatakan dia menghasilkan milyaran won.
Penyanyi idol yang menjalani latihan ekstensif untuk selamat di dunia persaingan memiliki bakat tak hanya menari dan menyanyi, namun juga keterampilan akting dan ber-veriety show yang melebihi bilai ekonomi bintang Hallyu sebelumnya.
Jung Taesu dari SERI menyebutkan 3 alasan kepemimpinan Hallyu wave yan baru oleh idol: kemampuan ‘melumerkan dan bergabung bersama-sama dalam budaya berbeda’, sistem pelatihan idol yang menciptakan yang paling baik, dan penggunaan media sosial dan jaringan global.
Di luar dari tiga alasan itu, yang paling terkenal adalah sistem latihan yang memiliki kompetisi ketat dan latihan fisik bertahun-tahun.
Jadi berapa banyak biaya untuk membuat satu orang jadi idol? Menurut perwakilan industri musik:
Waktu trainee SM Entertainment meneken kontrak, mereka telah setuju untuk dilatih paling sedikit untuk 3 tahun. Selama masa latihan, semuanya dibayar – termasuk makanan, transport, dan bahkan disediakan asrama untuk mereka yang tempat tinggalnya jauh. Tidak hanya ini, trainee juga dapat belajar menari, menyanyi, akting, dan belajar bahasa asing. Mereka dibayar untuk pergi ke gym dan salon dan bahkan operasi plastik jika dibutuhkan.
Semua yang dibutuhkan untuk jadi idol dibayar oleh perusahaan, dan tiap orang kira-kira menghabiskan dana sekitar 20,000,000 KRW – 40,000,000 KRW ($18,000 USD – $36,000 USD) per tahunnya, dan bahkan lebih banyak dana lagi. Karena perusahaan besar seperti SM Entertainment punya paling sedikit 20 trainee dalam satu periode (agensi seperti SME, JYPE, dan YGE) maka biaya yang dikeluarkan untuk trainee lebih dari 1,000,000,000 KRW ($900,000 USD) per tahunnya.
Jika dirata-ratakan, setiap trainee menghabiskan waktu 5 tahun latihan. Jika satu orang butuh 150,000,000 KRW ($135,000 USD) untuk debut, maka SNSD yang beranggotakan 9 orang menghabiskan sekitar 1,300,000,000 KRW ($1.2 juta USD).
Namun untuk debut juga dibutuhkan manajer, mobil, dan asrama. Selain itu juga butuh kostum, dan album, memproduksinya dan melakukan promosi. Maka SME menghabiskan setidaknya 2,000,000,000 KRW ($1.8 juta USD) hanya untuk debut saja, dan terus menghabiskan dana sebanyak itu bahkan setelah debut. Untuk grup yang lebih besar seperti Super Junior tentu memakan biaya lebih banyak. TVXQ juga membutuhkan banyak uang untuk promosi gencar di Jepang dan Korea.
Namun, tahun-tahun berinvestasi yang mereka tanamkan dalam idol grup dibayar kembali dalam bentuk jutaan dolar yang dihasilkan idol. Jika group berhasil menjual tak hanya album dan CF namun juga menjual produk di Jepang, China, dan Asia Tenggara, grup idol bisa menghasilkan milyaran won dalam setahun.
KARA dan SNSD, yang memasuki pasar Jepang tahun lalu, menghasilkan $30 juta dolar dari penjualan album. Meski TVXQ terganggu karena masalah hukum, mereka menghasilkan $130 juta USD penjualan album di Jepang tahun lalu.
2PM, B2ST, SHINee, dan MBLAQ, yang sekarang bersiap memasuki pasar Jepang, mungkin akan mendapat hasil yang sama.
Grup Jepang, Arashi menempati posisi pertama dalam penjualan album dengan hasil $237 jutaUSD, dan jika ini dianggap sebagai artis dengan pencapaian terbaik, perwakilan bisa mengatakan kalau Hallyu artis juga dapat melampaui penjualan $200 juta USD. Dengan tambahan berupa penjualan digital dan album di China dan negara Asia lain, artis Hallyu mudah menghasilkan lebih dari $300 – $400 juta USD.
Menurut perwakilan industri, satu tim bisa menghasilkan tur Asia senilai $50 juta USD/tahun. Ditambah lagi dengan photobook, memorabilia, t-shirt, penjualan kosmetik bersamaan dengan kemunculan di drama bisa menghasilkan milyaran dalam setahun, jika awalnya berinvestasi senilai $2 juta USD.
Wakil SM Jepang mengatakan, “Meski beberapa merchandise Korea dijual ilegal di Jepang, mereka mencatat penjualan tinggi. Sulit mencatat jumlah pastinya, namun nampaknya pasar yang menjanjikan sudah tercipta. Fans Jepang ingin membeli merchandise karena artis favorit mereka, yang meningkatkan penjualan.”
Daya itu mampu melampaui industri musik dan berpengaruh besar terhadap budaya dan wisata. Menurut Organisasi Wisata Korea, turis internasional menginginkan fanmeeting bintang Hallyu dan acara K-pop lain pada tahun lalu, sejumlah 34,000 orang.
Industri ini juga menaruh perhatian pada konsumen remaja hingga usia 20-an. Karena pengaruh seperti ini, merek seperti LG dan Samsung memanfaatkan Hallyu wave dengan menjadikan idol sebagai bintang iklan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar